Tentunya kita semua tahu perpustakaan adalah tempat dimana kita bisa
meminjam buku baik itu di sekolah atau perpustakaan kota atau daerah.
Seiring berkembangnya teknologi dan modernisasi suatu perpustakaan,
efisiensi, kecepatan dan akurasi dibutuhkan dalam mengatur buku-buku maupun
media lainnya yang ada di perpustakaan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa manajemen system yang baik pada perpustakaan
bisa meningkatkan efisiensi, kecepatan dan akurasi dari pengaturan buku atau media
maupun tingat mobilitas "transaksi" pada perpustakaan itu sendiri.
Biasanya perpustakaan modern sudah menggunakan teknologi Barcode dan bantuan
komputer dalam mengolah database buku atau media yang mereka miliki.
Seiring dengan kemajuan jaman, teknologi bergeser kearah yang lebih baik dan
lebih maju.
Teknologi RFID saat ini mulai ramai dibicarakan bahkan digunakan
oleh perpustakaan modern saat ini, meskipun tidak menutup kemungkinan, digunakan
bersama dengan teknologi barcode.
Teknologi RFID mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada teknologi barcode.
Kemampuan RFID untuk pengaturan buku dan otomasi transaksi peminjaman atau
pengembalian buku (media) pada perpustakaan lebih baik dari teknologi barcode,
karena bisa dilakukan secara mandiri, bahkan tanpa bantuan operator atau
petugas perpustakaan.
Untuk mengaplikasikan teknologi RFID dalam perpustakaan modern, sebaiknya
dilakukan secara bertahap , sehingga transisi tidak akan terasa dan tidak
mengganggu kerja dari system perpustakaan yang ada.
Misalkan perpustakaan sekolah ABC sudah menggunakan komputer untuk manajerial
buku-buku koleksinya , dan memanfaatkan barcode scanner untuk mempermudah
transaksi peminjaman dan pengembalian buku atau media tersebut.
Secara garis besar yang dibutuhkan adalah tagging buku atau media di perpustakaan,
hardware pembaca dan atau penulis tagging RFID dan software interfacing atau
interfacing ke database yang sudah ada. Jadi bisa diringkas untuk hardware RFID ada 2 jenis:
- stiker/label tag untuk buku ( tag yg lain untuk media lain juga)
- Desktop Reader/Writer untuk membaca/menulis informasi pada RFID tag
Sedangkan dari sisi software, secara umum hanya interfacing antara hardware RFID dengan
database yang sudah ada.
Dengan tahapan investasi awal yang minim ini, maka proses transisi diharapkan
akan berjalan dengan mulus. Desktop RFID reader/writer di program terlebih dahulu
sehingga sinkron dengan database software perpustakaan yang ada (interfacing proses).
Tahapan pengerjaan berikutnya adalah buku-buku atau media yang dikoleksi perpustakaan
ditempel dengan tag RFID dan diisi informasi oleh desktop writer/reader, melalui cara
upload dari database PC atau scan barcode atau manual diketik via PC.
Buku yang sudah ditempel stiker RFID dan sudah di isi data via RFID Writer siap di sirkulasikan
dengan teknologi RFID.
Meminjam atau mengembalikan buku, cukup dengan mendekatkan buku ke Desktop RFID reader dengan
bantuan petugas perpustakaan.
Pengembangan selanjutnya adalah otomasi dan manajerial total dimana implementasi teknologi RFID
dilakukan secara terintegrasi dan terotomasi penuh, sehingga petugas perpustakaan bisa dikurangi
atau bahkan tidak diperlukan selama transaksi peminjaman atau pengembalian buku/media perpustakaan.
Dalam tahapan ini ada beberapa hardware RFID yang dibutuhkan, disamping pengembangan software tentunya.
Adapun hardware yang dibutuhkan adalah :
-Gate reader yang support EAS, dipasang pada pintu keluar-masuk perpustakaan
-Robust RFID multi tag reader untuk anjungan peminjaman mandiri atau drop box pengembalian
-Handheld RFID untuk manajemen dan pencarian buku langsung pada rak di perpustakaan
Adapun proses perpustakaan modern seperti terlihat pada demo video di bawah ini:
Dengan bantuan teknologi RFID ini diharapkan mampu menghemat waktu dan tenaga,
baik itu dari segi pengguna maupun petugas perpustakaan itu sendiri.
Artikel ini dipublikasikan oleh http://rfid.rosesana.com in English
No comments:
Post a Comment