Amazon testing drones to deliver goods to customers

Amazon.com Chief Executive Jeff Bezos said the world’s largest e-commerce company is testing drones to deliver goods, as it works to improve efficiency and speed in getting products to consumers.

It will work, and it will happen, and it’s gonna be a lot of fun,’’ he said in the ‘‘60 Minutes’’ interview.Bezos unveiled the plan on CBS’s ‘‘60 Minutes’’ news program, showing interviewer Charlie Rose the flying machines that can be used as delivery vehicles. The CEO said the gadgets, known as octocopters, can carry as much as five pounds within a 10-mile radius of an Amazon fulfillment center. Amazon may start using the drones, which can deliver packages within 30 minutes, in four to five years pending Federal Aviation Administration approval, Bezos said.

Amazon, based in Seattle, has been ramping up ways to get products to consumers more quickly, as it seeks to keep shoppers coming back to buy from its Web store instead of going to brick- and-mortar retailers. Some of Amazon’s most lucrative customers are members of its $79-a-year Prime program, which promises fast delivery.

To cater to these customers, Amazon last month said it was teaming up with the US Postal Service to begin Sunday delivery. The company invests heavily in distribution and delivery, which made up the largest portion of the Amazon’s expenses in the third quarter. Investors have endorsed the spending on capacity — the costs increased 35 percent to $2.03 billion — pushing up the company’s shares 57 percent so far this year even as it posts losses.

Bezos showed the drones as growth of e-commerce sales is outstripping total retail sales. On Black Friday, e-commerce spending increased 15 percent to a record $1.20 billion as more consumers opted to shop from their couches rather than battle long lines at stores, according to ComScore. Amazon ranked as the most visited online retail store, said ComScore.The company had 89 warehouses in 2012 and is planning 7 more this year. Amazon also unveiled plans in July to increase staff by 5,000 in 17 centers this year, and is hiring 70,000 seasonal workers in the US to meet holiday order demand.

Online shopping is also anticipated to be heavy on Monday, dubbed Cyber Monday for the number of Web deals that retailers offer. ComScore has projected that Cyber Monday sales will increase more than 20 percent to about $2 billion.

Separately, Amazon said in a statement that it will offer two limited-time deals on its Kindle Fire tablets as part of its Cyber Monday promotions. The company said it will offer $50 off its 16-gigabyte Kindle Fire HD and its 7-inch Kindle Fire HDX.

Google's Nexus Wireless Charger now available in US and Canada

Google's new wireless charging pad for the Nexus 5, Nexus 4, and Nexus 7 is now on salein the US and Canada for $49.99. While Google originally said that the charger would launch alongside the Nexus 5 itself, it appears to have been delayed for a few weeks before its availability today. Both of the Nexus 5's other accessories are available in some capacities as well, with both the black and white version of the $49.99 QuickCover in stock and red and yellow versions of the $34.99 Bumper Case in stock as well. The latter case's black and gray color options aren't available at the moment though, so those hoping to pick up one that'll match their monochrome Nexus 5 may have to wait a little bit longer.

Aplikasi RFID: AFC Sistem pada Bus atau angkutan umum lainnya

Aplikasi RFID: AFC Sistem pada Bus (Sistem pungut bayar elektronik otomatis)

Pendahuluan

Logistik dan transportasi adalah bidang utama implementasi teknologi RFID. 

Manajemen pelabuhan, pengiriman dan pengangkutan dan pusat distribusi menggunakan teknologi pelacakan RFID. Dalam industri kereta api, tag RFID dipasang pada lokomotif dan rolling stock untuk mengidentifikasi pemilik, nomor identifikasi, jenis peralatan dan karakteristiknya. Hal ini dapat digunakan dengan database untuk mengidentifikasi isi muatan, asal, tujuan, dll dari komoditas yang sedang dibawa.

Dalam penerbangan komersial, teknologi RFID sedang dimasukkan untuk mendukung pemeliharaan pada pesawat komersial. RFID tag digunakan untuk mengidentifikasi bagasi dan kargo di beberapa bandara dan maskapai penerbangan. Beberapa negara menggunakan teknologi RFID untuk STNK dan penegakan hukum. RFID dapat membantu mendeteksi dan mengidentifikasi mobil yang dicurigai sebagai hasil curian.

Pembayaran transportasi

Di banyak negara modern, tag RFID dapat digunakan untuk membayar tarif angkutan massal di bus, kereta api, atau kereta bawah tanah, atau untuk mengumpulkan pungutan tol di jalan raya. Beberapa loker sepeda dioperasikan dengan kartu RFID untuk pengguna individu. Kartu prabayar diperlukan untuk membuka atau memasuki fasilitas atau loker dan digunakan untuk melacak dan biaya berdasarkan berapa lama sepeda tersebut diparkir. The Zipcar layanan mobil-sewa menggunakan kartu RFID untuk mengunci dan membuka mobil dan untuk identifikasi pelanggannya.

AFC = Automated Fare Collection = Sistem pungut biaya otomatis 

Dalam pengoperasian jalur bus, terminal reload akan dipasang di terminal bus atau stasiun untuk top-up. Juga, semua bus akan menginstal Bus Validator untuk koleksi tarif (pemungutan ongkos perjalanan) . Pemegang Kartu akan membeli kartu dan top up di stasiun reload dengan membayar tunai pada Agen tertentu. Pemegang Kartu memiliki kartu pengguna yang memungkinkan mereka untuk melakukan pembayaran di Bus Validator, perangkat keras otomatis yang ada dalam bus. 

Semua catatan transaksi akan disimpan di Bus Validator. Pada akhir tanggal, pengakuisisi akan mengumpulkan semua catatan transaksi dan meng-upload ke host backend melalui konsentrator data. 

Akhirnya, Host- backend akan mengkonsolidasikan seluruh transaksi dan Penyedia Jasa Angkutan bus dapat meninjau laporan dan proses penyelesaian.

Metode yang lain tetapi membutuhkan lebih banyak biaya, Bus Validator yang dilengkapi dengan GSM / CDMA transmitter dapat langsung mengirimkan catatan transaksi sekaligus ke Host-backend, yang disebut sistem realtime AFC

Sistem Software

Sistem ini adalah sistem nilai tunai yang disimpan untuk pembayaran ongkos bus umum. Orang dapat mengisi Kartu AFC bus mereka dengan nilai (uang) di tempat tertentu dan menggunakannya untuk naik bus yang dilengkapi dengan bus validator ke tujuan yang diinginkan.

Orang-orang yang ingin naik bus, hanya perlu mendekatkan kartu RFID nya kepada Bus validator.

Di bus, sistem akan membebankan tarif yang ditentukan untuk rute bus itu dengan memotong sejumlah ongkos tertentu di kartu RFID serta pencatatan transaksi pada kartu dan validator.

Data transaksi disimpan di validator akan dikirim saat bus berada pada pool-depot bus baik di 2.4GHz atau 433mhz atau tap oleh memori portabel eksternal. 

Setelah pengumpulan data, Pendataan akan mentransfer data ke Pusat Server untuk mencocokan uang kliring.

Manfaat / Keunggulannya:

• Teknologi paling baru: Menggunakan teknologi contact-less baik untuk metode tarif tunggal dan jamak.

• Proses Kecepatan Tinggi: Para penumpang merasa lebih nyaman karena kecepatan transaksi yang lebih cepat.

• Rendahnya Biaya Pemeliharaan: kartu tidak memerlukan begitu banyak mekanisme yang bergerak dan memiliki struktur sederhana untuk meminimalkan pemeliharaan.

• extendibility: Di masa depan, sistem dapat diperpanjang untuk aplikasi lain sehubungan dengan peralatan lainnya.

• Standar Internasional Tinggi Keamanan: menerapkan standar internasional yang sangat aman untuk keamanan sistem.

• Manajemen Data Mudah: software kliring Powerfull memungkinkan efisiensi & pengelolaan data akuntansi dan statistik yang kuat

Keterangan Bus validator (perangkat RFID reader di dalam bus)

• Menggunakan RFID (wireless) tanpa kontak dengan kartu pengguna

• Mendukung Kartu RFID sesuai dengan ISO14443 tipe A & B

• Khusus dirancang untuk menahan getaran terus menerus dalam kondisi jalan terburuk

• Pengurangan biaya perawatan karena tidak ada komponen mekanis bergerak

• dukungan ganda untuk keamanan transaksi data 

• port USB atau (433MHz/2.4GHz) Komunikasi Nirkabel dengan Pendataan atau usb flash disk (Opsional)

Keterangan Pendataan / Data Sistem Manajemen 

• Pengumpulan data melalui komunikasi 433MHz/2.4GHz atau memori USB

• Perangkat lunak yang Powerfull memungkinkan efisiensi & pengelolaan data akuntansi dan statistik yang kuat

• Penyimpanan Data

• fungsi back-up data secara terjadwal

Semoga Artikel ini bermanfaat.

Artikel ini dibantu oleh google translate dalam terjemahan ke dalam bahasa Indonesia.

Artikel sumber bisa dilihat di:http://2r-he.blogspot.com/2013/07/rfid-application-afc-system-for-bus.html

BlackBerry agrees to $4.7 billion buyout

Tech pioneer BlackBerry has made a last roll of the dice and agreed to a probable $4.7 billion buyout by a consortium planning to take the struggling smartphone maker private.

BlackBerry was once a leader in mobile tech but has been squeezed by rivals Android and Apple, which coincidentally announced record sales of its latest iPhone on Monday.

The Ontario-based company said it had signed a letter of intent with a group led by Fairfax Financial Holdings Limited, which has offered to acquire the company.

Fairfax, a Canadian firm headed by billionaire Prem Watsa, is already BlackBerry's largest shareholder with approximately 10 percent of its shares.

Watsa resigned from BlackBerry's board in August when it announced a search for a suitor.

Watsa said the sale "will open an exciting new private chapter for BlackBerry, its customers, carriers and employees."

"We can deliver immediate value to shareholders while we continue the execution of a long-term strategy in a private company."

Ironically, the announcement came on the same day that Apple said it sold a record nine million iPhones in three days after launching two new versions of its smartphone last week.

Under the proposed BlackBerry-Fairfax deal the consortium would offer $9 for each outstanding share, and Fairfax would contribute its own shares in the transaction.

BlackBerry said its board supports the plan.

A firm deal, once due diligence is completed, is expected by November 4. It also hinges on the consortium obtaining financing.

BlackBerry said it would continue a search for a possibly better suitor in the interim.

BlackBerry stock was down six percent to $8.23 before trading was halted just prior to its announcement.

Its shares bounced back in afternoon trading to close at $9.08 but remain far below the stock's historical high.

"This is probably the best possible outcome of several unattractive options for BlackBerry," said analyst Jack Gold of J. Gold Associates.

While BlackBerry helped create a culture of mobile users glued to smartphones, many have since moved to iPhones or devices using Android software like Samsung's Galaxy range.

According to International Data Corporation, BlackBerry's global market share had slipped to 3.7 percent in the second quarter, the lowest since tracking began.

Android accounts for nearly 80 percent.

The company, formerly known as Research In Motion, unveiled a new corporate name and a new platform in January as it sought to regain momentum, but its most recent numbers suggest this has been a spectacular failure.

On Friday, the company announced it was laying off 4,500 staff -- or one-third of its global workforce -- after a dismal launch of new smartphone models earlier this year.

It prediected a nearly $1 billion second quarter loss due to poor sales of its new Z10 touchscreen smartphone, which was aimed at competing with Apple and Android's flagships.

Gold and other analysts said going private -- and possibly returning company founder Mike Lazaridis at the helm -- would give the firm room to "put the house in order."

Going forward, BlackBerry would be a much smaller player in handheld devices, but Gold said "being private would mean Wall Street is not continuously breathing down their neck."

Furthermore, its key enterprise customers may not feel compelled to replace their BlackBerry servers for fear that the company is going out of business.

"It could provide them with cover to re-architect the company even more than they are now," said Gold.

Boston University professor N. Venkat Venkatraman said the company could attract firms like IBM, HP or Dell if it focused on business communications not private consumers.

The company's sustainability, however, would still remain in doubt.

Apple looking at bigger iPhone screens, multiple colors - sources

Apple Inc is exploring launching iPhones with bigger screens, as well as cheaper models in a range of colors, over the next year, said four people with knowledge of the matter, as it takes a cue from rival Samsung Electronics.

The moves, which are still under discussion, underscore how the California-based firm that once ruled the smartphone market is increasingly under threat from its aggressive South Korean competitor. Samsung has overtaken Apple in market share through the popularity of its bigger-screen Galaxy "phablets" and by flooding the market with a range of products at different prices.

Apple is looking at introducing at least two bigger iPhones next year - one with a 4.7-inch screen and one with a 5.7-inch screen - said the sources, including those in the supply chain in Asia. They said suppliers have been approached with plans for the larger screens, but noted it is still unclear whether Apple will actually launch its flagship product in the larger sizes.

"They constantly change product specifications almost to the final moment, so you're not really sure whether this is the final prototype," said one person with direct knowledge of the matter.

 

Apple's possible shift to offer what is often referred to as "phablets" - chunkier smartphones not quite big enough to qualify as tablets - comes as the long-time consumer and investor darling faces pressure to deliver more than one new handset model a year. Critics say its pace of innovation has slowed since the death of legendary co-founder Steve Jobs.

The iPhone 5 launched last September was the first to veer away from the Apple phone's 3.5-inch screen, which Jobs famously deemed "the perfect size for consumers" and had been used in every iPhone since the iconic device was unveiled in 2007.

The current iPhone 5 has one of the smaller screens among the best-selling smartphones in the mobile market, where consumers spend more time browsing the web and streaming content. Samsung's Galaxy S4 and Galaxy Note 2 have 5-inch and 5.5-inch screens, respectively.

For this year, Apple is expected to launch two new models, widely referred to as the iPhone 5S, with new fingerprint technology, and a cheaper version in plastic casing, supply chain sources have said. Apple plans to dress up the cheaper phone in a range of 5-6 colors to differentiate it from the more expensive model that has traditionally come only in black and white.

The U.S. firm has discussed a price of $99 for the cheaper phone, the timing of which could slip to next year, one of the people said. It's not yet clear what the final price would be.

Apple - whose revenue growth has decelerated from the heady days of 2010 when it introduced the iPad and when the iPhone was the world's top selling smartphone - has sought ways to re-energize its flagship line.

BROADER PRODUCT RANGE

Analysts say the company needs a cheaper gadget to push on in growth markets in China and India, and to counter Samsung's edge in having phones priced up and down the spectrum. China, the world's biggest smartphone market, is set to grow 48 percent this year, outpacing the global increase of 31 percent, according to industry forecasts.

While Apple only offers a single phone model across all markets, it has successfully marketed the iPod music player and its iPad in different sizes and at varying prices. Asked at last month's AllThingsD industry conference why Apple hasn't launched different sized iPhones, CEO Tim Cook said: "We haven't so far. That doesn't shut off the future."

He explained that the range of iPods serve different audiences and needs. "On the phone, that's the question. Are we now at a point to serve enough people that we need to do that?"

Cook noted a larger screen comes with trade-offs on features such as battery life, resolution and brightness.

Test production for both the standard and cheaper iPhone models aims to start next month, with mass production ramping up in August to meet a September launch target, two people said.

"Trial production was originally planned to start in June, but the mixing of colors is taking longer than expected as Apple has very high and idealistic standards," said one source in Asia, adding 20 million plastic iPhones are expected to ship in the October-December quarter.

Japan's Sharp Corp and Japan Display and South Korea's LG Display will supply the panels for the aluminum iPhone 5S and the plastic iPhone, while Hon Hai Precision Industry will assemble the higher-end phone and Pegatron will put together the cheaper model.

Facial recognition coming soon to Google Glass

Anyone who already thinks Google Glass is “creepy” will certainly not be pleased to learn that Google’s digital headset may soon have the ability to recognize and identify individuals’ faces. The Telegraph reports that San Francisco-based company Lamda Labs has created a facial recognition application forGoogle Glass that will be available to Glass developers sometime over the next few days. 

The development of facial recognition features is particularly important with Glass because Google made a point of not including such technology in its first build of the device’s software, although it never forbade developers from creating their own facial recognition apps. The Telegraph says that initially the software “forces users take photographs, tag them with information on who is in them and then compare any subsequent photographs taken to those previously uploaded” while adding that future versions “may allow real-time recognition of faces.”

Penjelasan sederhana tentang RFID

Penjelasan sederhana tentang RFID

Apa itu RFID?

Identifikasi frekuensi radio, atau RFID, adalah istilah umum untuk teknologi yang menggunakan gelombang radio untuk secara otomatis mengidentifikasi orang atau benda. Ada beberapa metode identifikasi, tetapi yang paling umum adalah untuk menyimpan nomor seri yang mengidentifikasi orang atau benda, dan mungkin informasi lainnya, pada microchip yang terpasang pada antena (chip dan antena bersama-sama disebut transponder RFID atau tag RFID). Antena memungkinkan chip untuk mengirimkan informasi identifikasi untuk pembaca. Pembaca mengubah gelombang radio dipantulkan kembali dari tag RFID menjadi informasi digital yang kemudian dapat diteruskan ke komputer yang dapat memanfaatkannya.

Apakah RFID lebih baik daripada menggunakan kode bar (BARCODE)?

RFID tidak selalu "lebih baik" dari kode bar. Keduanya teknologi yang berbeda dan memiliki aplikasi yang berbeda, yang kadang-kadang tumpang tindih. Perbedaan besar antara keduanya adalah bar kode adalah

line-of-sight teknologi. Artinya, scanner harus "melihat" kode bar untuk membacanya, yang berarti orang biasanya harus mengarahkan barcode scanner menuju kode itu untuk dibaca. Identifikasi frekuensi radio (RFID), sebaliknya, tidak memerlukan saling berhadapan untuk dapat membaca tag. Tag RFID dapat dibaca selama mereka berada dalam jarak jangkauan pembaca. Kode bar memiliki kekurangan lain juga. Jika label yang robek atau kotor atau telah cacat, tidak ada cara untuk memindai item, dan kode bar standar mengidentifikasi hanya produsen dan produk, bukan item yang unik. Kode bar pada satu karton susu adalah sama dengan setiap lainnya, sehingga mustahil untuk mengidentifikasi mana yang mungkin melewati tanggal kedaluwarsa yang pertama.

RFID akan menggantikan kode bar?

Ini sangat tidak mungkin. Kode bar yang murah dan efektif untuk tugas-tugas tertentu, tetapi RFID dan barcode akan hidup berdampingan selama bertahun-tahun.

Apakah RFID baru?

RFID adalah teknologi yang terbukti telah ada setidaknya sejak 1970-an. Sampai sekarang, relatif mahal dan terlalu terbatas untuk menjadi praktis untuk banyak aplikasi komersial. Tetapi jika tag dapat dibuat cukup murah, mereka dapat memecahkan banyak masalah yang terkait dengan kode bar. Gelombang radio perjalanan melalui sebagian besar non-logam bahan, sehingga mereka dapat tertanam dalam kemasan atau terbungkus dalam plastik pelindung untuk bocor dan daya tahan yang lebih besar. Dan tag memiliki microchip yang dapat menyimpan nomor seri yang unik untuk setiap produk yang diproduksi di seluruh dunia.

Apa tujuan dari RFID?

RFID memungkinkan data yang akan dikirimkan oleh produk yang mengandung RFID tag microchip, yang dibaca oleh pembaca RFID. Data yang dikirimkan dapat memberikan informasi identifikasi atau lokasi tentang produk, atau menentukan informasi seperti tanggal pembelian atau harga.

Apa keuntungan dari menggunakan teknologi RFID?

Tidak ada kontak atau bahkan line-of-sight diperlukan untuk membaca data dari sebuah produk yang berisi tag RFID. Ini berarti scanner kasir tidak lebih di toko kelontong, ada kotak pengiriman lebih membongkar, dan kunci mendapatkan tidak lebih dari saku Anda untuk memulai mobil Anda. Teknologi RFID juga dapat bekerja dalam hujan, salju dan lingkungan lainnya di mana bar code atau teknologi pemindaian optik akan sia-sia.

Apakah ada standar untuk RFID?

Ya. Standar internasional telah diadopsi untuk beberapa aplikasi yang sangat spesifik, seperti untuk hewan pelacakan dan untuk smart card, yang memerlukan enkripsi untuk menjaga data yang aman. Banyak standar lain inisiatif sedang berlangsung. Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) bekerja pada standar untuk barang pelacakan dalam rantai pasokan menggunakan frekuensi tinggi tag (ISO 18000-3) dan tag frekuensi ultra-tinggi (ISO 18000-6). EPC global, perusahaan patungan didirikan untuk mengkomersilkan teknologi Kode Produk Elektronik, memiliki proses sendiri standar, yang digunakan untuk membuat standar kode bar. EPC global telah mengajukan generasi kedua UHF protokol EPC dengan ISO, dan telah disetujui sebagai ISO 18000-6C, sebuah standar internasional.

Apa saja jenis Standar RFID?

ISO 15693-Smart Label

ISO 14443-Contactless pembayaran

ISO 11784-Ternak

EPC-Retail

ISO 18000-Berbagai frekuensi, berbagai aplikasi

Apa jenis aplikasi RFID?

- pelacakan untuk Ternak

- Otomotif immobilizer

- Contactless pembayaran

- Anti-pencurian

- Aplikasi Perpustakaan 

- Tiket Tol yg cepat

- Access Control

- Produksi / Inventaris pelacakan

- Retail

- Aset Manajemen

Apa perbedaan antara rendah (LF), tinggi (HF), dan ultra-tinggi frekuensi (UHF)?

Sama seperti radio lagu ke frekuensi yang berbeda untuk mendengar saluran yang berbeda, tag RFID dan pembaca harus disetel ke frekuensi yang sama untuk berkomunikasi. Sistem RFID menggunakan frekuensi yang berbeda, tetapi umumnya yang paling umum adalah frekuensi rendah (sekitar 125 KHz), frekuensi tinggi (13,56 MHz) dan ultra-tinggi-frekuensi atau UHF (860-960 MHz). Microwave (2,45 GHz) juga digunakan dalam beberapa aplikasi. Gelombang radio berperilaku berbeda pada frekuensi yang berbeda, sehingga Anda harus memilih frekuensi yang tepat untuk aplikasi yang tepat

Aplikasi untuk frekuensi yang berbeda:

LF Aplikasi (125kHz): kontrol akses, ternak, waktu ras, pelacakan pallet, immobilizers otomotif, identifikasi hewan peliharaan

HF Aplikasi (13.56MHz): Supply chain, nirkabel commerce, tiket, otentikasi produk, identifikasi pakaian, perpustakaan identifikasi buku, kartu pintar

Aplikasi UHF (860-960MHz): Supply chain, Tags Tool, RTLS, Kasus EPC dan Pallet

Apakah karakteristik transponder?

RFID tag adalah microchip kecil dengan memori dan antena koil, lebih tipis dari kertas dan beberapa mm . Tag RFID mendengarkan sinyal radio yang dikirim oleh pembaca RFID. Ketika tag RFID menerima query, akan meresponnya dengan mengirimkan ID unik kode dan data lain kembali ke pembaca. Pada dasarnya ada 3 jenis Pasif tag-Aktif, Pasif dan Semi.

Apa perbedaan antara RFID pasif, semi-pasif dan aktif?

RFID aktif menggunakan sumber daya internal, seperti baterai, dalam tag untuk terus mengaliri listrik tag dan sirkuit komunikasi RF nya. RFID aktif memungkinkan sangat rendah tingkat RF sinyal yang akan diterima oleh tag (karena pembaca / interogator tidak kuasa tag), dan tag dapat menghasilkan tingkat tinggi sinyal kembali ke reader / interogator. RFID tag aktif terus didukung, baik di bidang reader / interogator atau tidak, dan biasanya digunakan ketika jarak tag lagi membaca yang diinginkan.

Pasif RFID bergantung pada energi RF ditransfer dari pembaca / interogator ke tag untuk daya tag. Pasif RFID tag mencerminkan energi dari pembaca / interogator atau menerima dan menyimpan sementara sejumlah kecil energi dari sinyal reader / interogator untuk menghasilkan respon tag. Pasif RFID memerlukan sinyal RF yang kuat dari pembaca / interogator, dan kekuatan sinyal RF kembali dari tag tersebut dibatasi ke tingkat yang sangat rendah oleh energi yang terbatas. Pasif RFID tag paling baik digunakan ketika tag dan interogator akan menjadi dekat satu sama lain.

Semi-pasif RFID menggunakan sumber daya internal untuk memantau kondisi lingkungan, tetapi membutuhkan energi RF ditransfer dari pembaca / interogator mirip dengan tag pasif untuk daya respon tag. Semi-pasif RFID tag menggunakan proses untuk menghasilkan respon tag mirip dengan tag pasif. Semi-pasif tag berbeda dari pasif dalam tag semi pasif memiliki sumber daya internal (baterai) untuk sirkuit tag ini yang memungkinkan tag untuk menyelesaikan fungsi lain seperti pemantauan kondisi lingkungan (suhu, shock) dan yang dapat memperpanjang sinyal tag jangkauan.

Apa perbedaan antara read-only dan read / write tag?

Chips dalam tag RF dapat baca-tulis atau hanya untuk dibaca. Dengan membaca-menulis chip, Anda dapat menambahkan informasi ke tag atau menulis atas informasi yang ada ketika tag berada dalam jangkauan pembaca, atau interogator. Read-write tag berguna dalam beberapa aplikasi khusus, tapi karena mereka lebih mahal daripada read-only chip, mereka tidak praktis untuk melacak item murah. Beberapa read-only microchip memiliki informasi yang tersimpan di dalamnya selama proses manufaktur. Informasi pada chip tersebut tidak dapat diubah. Sebuah pilihan yang lebih fleksibel adalah dengan menggunakan sesuatu yang disebut elektrik dihapus programmable read-only memory, atau EEPROM. Dengan EEPROM, data dapat ditimpa dengan menggunakan proses elektronik khusus.

Berapa banyak informasi dapat disimpan oleh tag RFID?

Tag tersedia dengan kemampuan penyimpanan dari 512 byte sampai 4KB. Hal ini sangat tergantung pada vendor dan apakah tag adalah pasif atau aktif. Data yang tersimpan di tag akan ditentukan oleh penerapan sistem dan standar yang sesuai. Sebagai contoh, tag bisa menyediakan identifikasi untuk item yang diproduksi, barang dalam perjalanan, atau bahkan lokasi jarak pendek dan identitas kendaraan, hewan, atau individu. Ini data dasar sering disebut sebagai "kode plat," mirip dengan informasi yang disimpan pada label bar code. Ketika dihubungkan ke database, informasi tambahan dapat diakses melalui reader seperti jumlah stok barang, lokasi saat ini, status, harga jual, dan kode batch. Atau, sebuah tag RFID dapat membawa informasi yang spesifik atau instruksi segera tersedia setelah membaca, tanpa perlu referensi database untuk menentukan arti dari kode. Misalnya, warna yang diinginkan dari cat pada mobil yang memasuki area perakitan cat pada lini produksi, atau manifest untuk menemani pengiriman barang.

Transponder, smart label, Tag. Apa bedanya?

Awalnya, di bidang teknis, transponder adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk sebuah modul elektronik yang mampu Transmit informasi dan merespon dengan informasi. Baru-baru ini, bidang yang berbeda di mana Radio Frequency Identification adalah lazim telah mengembangkan jargon baru untuk menunjuk hal yang sama, seperti Smart Label atau Tag. "Smart label" adalah bentuk yang sangat inovatif RFID tag dan beroperasi di banyak cara yang sama. Namun, smart label terdiri dari label tempel yang tertanam dengan "inlay" ultra-tipis RFID tag (tag IC ditambah dicetak antena). Label cerdas menggabungkan berbagai membaca dan kemampuan pemrosesan tanpa pengawasan dari RFID dengan kenyamanan dan fleksibilitas dari on-demand pencetakan label. Label cerdas juga dapat pra-dicetak dan pra-kode untuk digunakan. Dalam on-demand aplikasi, inlay tag dapat dikodekan dengan data tetap atau variabel dan diuji sebelum label dicetak, sementara label dapat berisi semua kode bar, teks, dan gambar yang digunakan dalam aplikasi yang dibangun. Smart label yang disebut "pintar" karena kemampuan fleksibel yang disediakan oleh chip silikon tertanam dalam inlay tag. Sebuah label membaca / menulis cerdas juga dapat diprogram dan diprogram kembali digunakan, mengikuti coding awal selama proses produksi label.

Dapatkah saya menandai benda logam? Dapatkah saya menandai item yang memiliki tinggi kadar air?

Ya. Gelombang radio terpental logam dan diserap oleh udara pada frekuensi yang lebih tinggi. Sementara yang dapat membuat pelacakan benda logam atau orang-orang dengan kadar air yang tinggi bermasalah, terencana sistem desain dan rekayasa dapat memecahkan masalah ini.

Apa pembaca RFID?

Pembaca pada dasarnya adalah frekuensi radio pemancar dan penerima, dikendalikan oleh mikroprosesor atau prosesor sinyal digital. Pembaca, dengan menggunakan antena terpasang, menangkap data dari tag kemudian melewati data ke komputer untuk diproses. Seperti tag, pembaca datang dalam berbagai ukuran dan menawarkan fitur yang berbeda. Pembaca bisa ditempelkan dalam posisi stasioner (misalnya, di samping ban berjalan di pintu pabrik atau dermaga di gudang), portabel (diintegrasikan ke dalam komputer mobile yang juga dapat digunakan untuk memindai kode bar), atau bahkan tertanam dalam elektronik peralatan seperti print-on-demand printer label

Apakah karakteristik pembaca?

• Stationary atau genggam (berbeda RFID Modul Reader)

• Tahan Cuaca atau standar industri

• rentang membaca Khas bervariasi dari beberapa sentimeter sampai beberapa meter

• rentang Baca tergantung pada:

o Broadcast kekuatan sinyal

o Ukuran antena pemancar

o Ukuran antena transponder

o Faktor lingkungan: mengandung logam, Cair

• Pembaca dengan kemampuan Multi-frekuensi 

RFID read-only pembaca Perangkat ini hanya dapat permintaan atau membaca informasi dari tag RFID di dekatnya. Para pembaca ditemukan di fixed, aplikasi stasioner serta varietas portabel dan genggam.

RFID baca-tulis pembaca Juga dikenal sebagai encoders, perangkat ini membaca dan juga menulis (perubahan) informasi dalam sebuah tag RFID. Seperti RFID encoders dapat digunakan untuk informasi program ke sebuah tag RFID kosong. Sebuah aplikasi umum adalah untuk menggabungkan seperti pembaca RFID dengan printer barcode untuk mencetak label cerdas. Label cerdas berisi kode bar UPC di bagian depan dengan tag RFID tertanam di bagian belakang.

Apa jenis karakteristik antena?

- Mengirim dan menerima sinyal RF

- Biasanya terbuat dari tembaga atau aluminium, teknologi baru untuk antena dicetak

- Stationary atau genggam

- Weather-proof/industrialized

Apa pertimbangan sistem RFID?

Baca persyaratan jarak

- Membaca berbagai Panjang

- Rentang pendek read

Frekuensi

- Semua frekuensi memiliki pro dan kontra

ISO standar

- Proprietary atau berbasis standar

Peraturan pemerintah

- Bervariasi dari satu negara ke negara

Beberapa Tag Membaca di Lapangan Sama.

- Dapat diatasi dengan Anti-collision

Sensitivitas terhadap Orientasi

- Sebuah orientasi tunggal atau Omni-directional

Hardware Set-up

- Lingkungan dapat mempengaruhi kinerja

REFERENSI:

http://rfid.rosesana.com

Informasi ini disadur dari:

http://2r-he.blogspot.com/2009/08/simple-rfid-explained.html

Yahoo Refreshes Flickr With a Cleaner Look, Full Terabyte of Storage

It's a big day for Yahoo. A few hours after announcing its $1.1 billion acquisition of Tumblr, Yahoo announced some major updates to its Flickr photo-sharing service.

"Tonight is about Flickr," Yahoo CEO Marissa Mayer said at an event in New York City Monday evening. "It is about that other 'R' brand and how we can make Flickr awesome again."

To that end, Yahoo announced three main changes to Flickr: a cleaner design, a new Android app and much more storage space than any competing photo service offers.

The new design scraps all the white space and blue links for large photos. Every user profile has a full-lead image or a cover photo, and below that a user's large photos are displayed in a grid. When users visit other profiles, they will see the same layout. There's also a photo stream page, which will bring in photos from people you follow.

Those big photos are a crucial part to the new parts of the service, Mayer and SVP of Mobile Products Adam Cahan said this evening. Those photos are uploaded in full resolution. "We never want you to compromise a single pixel at Flickr," Cahan said from the stage.

While Facebook and other photo services compress photos when uploading, Flickr will upload the full resolution image -- every pixel at the full size, no degradation.Google announced last week that its photo service, which is integrated into Google Plus, will also allow users to view and upload full-resolution images taken on phones or with digital cameras.

Yahoo, however, is planning to stand out from Google in one key way when it comes to photos. Yahoo will offer everyone a full free terabyte of storage space. Google offers 15GB of free space; it charges $49.99 a month for a terabyte of space.

"No other tech company has ever offered a terabyte of storage," Cahan said. A terabyte, which Yahoo says is basically like offering unlimited storage, can house more than a half a million photos (537,731 photos to be exact).

Yahoo plans to roll out the new features today at Flickr.com and release a new Android app. The company also plans to remind people about Flickr, which was once a very popular photo-sharing service before the days of Facebook, with a new marketing campaign. The advertising efforts will kick off with 11 billboards in New York's Times Square.

Mayer, who took over as CEO of Yahoo in July 2012, has worked to turn the company around. In addition to the Tumblr acquisition, which is her largest acquisition to date, she has announced refreshes to Yahoo Mail and Flickr's iPhone app.

"When I came to Yahoo, the Internet petitioned me ''Please Make Flickr Awesome Again,' and now I think Flickr is awesome again," she said at the end of the event. "I wasn't the one who did it. I want to thank the team who did this. Photos make the world go around, Flickr was awesome once, and we're going to make it awesome again."

World's Most Expensive Smartphone: $15M iPhone Has a Black Diamond

Expensive, high-end smartphones or smartphone cases are nothing new - Vertu's got a $9,600 Android phone and London Loutus made a $300,000-plus iPhone case with crystals. But Stuart Hughes, a longtime designer of aftermarket electronics, has topped them all with a $15 million iPhone 5, believed to be the most expensive smartphone ever made.

The phone has a solid-gold chassis that Hughes crafted by hand. But the real cost comes from the most expensive home button in the world.

That home button is made of a single, deep-cut, black diamond that weighs 26 carats. The diamond is said to be worth $14.5 million.

And the diamonds don't end there. There are 600 white, flawless diamonds located within the Apple logo on the back and on the edges.

The English designer and jeweler has made gold Apple products before - his Solid Gold iPhone costs $33,678 ( £21,995) and the iPad Supreme Fire Edition costs $168,424 (£109,995) - but with this one, "it's all about the rarity and value of the deep-cut, black diamond," he told ABC News.

The phone isn't available to the general public - not that most of the world's population could afford it. Hughes spent nine weeks creating the phone specifically for a Hong Kong businessman whom Hughes will only refer to as "Joe." Joe had owned the black diamond for awhile and decided he wanted to place it on an iPhone after buying other, "cheaper" items from Hughes in the past.

However, Hughes isn't worried that the world's most expensive smartphone might soon become outdated when Apple puts out a new iPhone (possibly this summer). He is confident other customers will want that next iPhone - whether it be called the iPhone 5S or 6 - to be adorned with diamonds and gold, too.

"I have been commissioned to do all of the iPhones from when the 3G version first came out," said Hughes, who added he gets most of his business through referrals.

And no, you can't purchase any of Hughes' blinged-out iPhones with bitcoins.

Austin next city for ultra-fast Google Fiber

AUSTIN, Texas (AP) — Google Inc. picked tech-savvy Austin on Tuesday as the next city where the search giant will wire homes with ultra-fast Internet connections, but did not say how much customers will pay or when the fiber-optic experiment might expand elsewhere in the U.S.

Austin and Kansas City are the only places to get Google Fiber — a broadband service 100 times faster than the competition and an alternative to cable or satellite TV providers.

The rollout is an expensive undertaking and gamble for Google, which must first build costly new broadband pipelines that can handle "gigabit" speeds. Google hopes the rollout will drive innovation and pressure phone and cable companies to improve its networks, since Google benefits when people spend more time online.

Google expects Austin homes to begin receiving Google Fiber in mid-2014.

"Equipping them with a gigabit network will allow them to build new kinds of applications and services that will help write the next chapter in the story of the Internet," said Milo Medin, Google's vice president of Access Services who heads up Google Fiber.

What Austin residents will pay is not yet known. Medlin said the prices will likely be "roughly" similar to what Google charges in Kansas City, where customers pay $70 a month for a gigabit connection. For another $50, customers there can also receive a cable TV-like service that offers a channel line-up featuring mainstays such as ESPN, Nickelodeon, FOX News and MTV.

Some popular channels remain unavailable on Google Fiber, including HBO and AMC.

Medin would not say when Google might announce another city to receive its sought-after network. Google says more than 1,100 cities applied starting in 2010, and some used gimmicks or elaborate videos in hopes of outshining the competition. Topeka even informally renamed itself to "Google, Kansas."

Kansas City wound up prevailing, and Google began signing up residents there last year. By the end of 2013, Google expects that 180 neighborhoods that were selected for service based on demand will be completed.

The $70 fee in Kansas City is more than what cable or phone companies charge for basic Internet service, but the service is also much faster. "Gigabit" speeds, or 1,000 megabits per second, are generally unavailable from other companies. One exception is the city-owned electric utility in Chattanooga, Tenn., which has pulled its own fiber and sells gigabit service for $350 per month.

However, it's expensive to pull optical fiber compared with using existing phone and cable lines to provide Internet service. Verizon Communications Inc. is the only major U.S. telecommunications company to have connected homes directly to fiber. Some Wall Street analysts have estimated that project, which has cost $23 billion, is not paying off.

Kansas City residents can sign up with Google for a slower, standard Internet connection at no monthly fee for a one-time cost of $300. Medlin said Austin homeowners will also be offered free standard broadband.

Google made the announcement in a sleek and trendy downtown warehouse building, where a giant video board greeted guests with "Hello, Austin. Goodbye, loading bars."

Gigabit customers are unlikely to notice substantial difference with basic activities, such as Web surfing or email. Higher speeds are most desirable for uploading, creating online backups and playing video that doesn't buffer — what Google calls "instantaneous Internet."

Google has not revealed how much the company is spending to build gigabit networks. A report this week from analysts at Bernstein Research put the cost at $84 million for Google to pass through 149,000 homes in Kansas City.

The authors of that report were skeptical that Google Fiber made financial sense to be expanded to a large portion of the U.S.

"In the end the effort would have limited impact on the global trajectory of the business," the Bernstein report concluded.